top of page

PERENCANAAN FASILITAS DAN LAYOUT

  • Gambar penulis: rumli al-fandy
    rumli al-fandy
  • 11 Okt 2019
  • 10 menit membaca

Diperbarui: 15 Okt 2019

PERENCANAAN FASILITAS DAN LAYOUT

OLEH :

RUMLI (612010115082)


📷


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU

2017

Tinjauan Tata Letak Fasilitas

Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal pokok yang akan dibahas, yaitu pertama

berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-

fasilitas produksi harus ditempatkan, dan yang kedua adalah perancangan fasilitas produksi (facilities

design) yang akan meliputi perancangan struktur bangunan (structure design), perancangan tata letak

fasilitas produksi (facilities/plan layout design) dan perancangan sistem pemindahan material. Secara

skematis hirarki dari perencanaan fasilitas pabrik tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

(Sritomo,2000)

📷

Gambar  Sistematika perencanaan fasilitas pabrik

Sumber : Sritomo, 2000

Perencanaan lokasi mencakup penentuan tempat fasilitas itu berbeda, yang dipilih dengan

memperhatikan faktor-faktor seperti letak pasar, bahan baku, dan keadaan lingkungan. Perencanaan 

tata letak mencakup tata letak untuk bangunan utama dan penunjang (misalnya bagian personalia,

tempat parkir) serta tata letak mesin-mesin didalam pabrik. Perencanaan sistem material handling 

meliputi penanganan bahan baku, personil, informasi dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk

memperlancar pelaksanaan proses produksi.

Dalam perancangan fasilitas, tata letak pabrik sering menimbulkan beberapa masalah yang

harus segera diatasi, karena masalah tata letak pabrik merupakan hal pokok dalam menunjang

kelancangan proses produksi. Oleh karena itu tata letak pabrik menjadi sangat penting dalam

menunjang keberhasilan suatu perusahaan, karena dengan tata letak yang baik dapat meningkatkan

efektivitas dan efisiensi yang tinggi selama proses produksi berlangsung.

Pengertian Tata Letak Fasilitas

Banyak definisi tata letak pabrik yang dikemukakan oleh para ahli yang pada dasarnya adalah

sama, diantaranya yaitu :

1. Tata letak pabrik (plan lay out) atau tata letak fasilitas (facilities lay out) adalah tata cara pengaturan

fasilitas-fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Sritomo, 2000).

2. Tata letak fasilitas adalah fungsi yang melibatkan analisa (sintesa), perencanaan dan desain dari

interelasi antara pengaturan fasilitas fisik, pergerakan material, aktivitas yang dihubungkan dengan 

personil dan aliran informasi yang dibutuhkan untuk mencapai performan optimum dalam rentang

aktivitas yang berhubungan (James M, Apple, 1990).

Ruang Lingkup Rancang Fasilitas

Pekerjaan rancang fasilitas seringkali dikira hanya berhubungan dengan perancangan yang cermnat

tentang susunan peralatan produksi. Padahal perencanaan demikian hanya merupakan salah satu

tahap saja dari suatu rangkaian kegiatan yang sangat luas yang saling berhubungan dan yang secara

keseluruhan membentuk kegiatan perancangan tata letak fasilitas.

Ruang lingkup pekerjaan rancang fasilitas mencakup satu kajian yang cermat paling tidak dari

bidang- bidang berikut : (James M. Apple, 1990)

1. Pengangkutan

2. Penerimaan

3. Gudang bahan baku

4. Produksi

5. Perakitan

6. Pengemasan dan pengepakan

7. Pemindahan barang

8. Pelayanan pegawai

9. Kegiatan produksi penunjang

10. Pergudangan

11. Pengiriman

12. Perkantoran

13. Fasilitas luar (penunjang)

14. Bangunan

15. Lahan

16. Lokasi

17. Keamanan

18. Buangan

Tujuan Tata Letak Pabrik

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala

fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga akan 

menaikkan moral kerja dan performans dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat

memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, antara lain sebagai berikut : (Sritomo,

2000)

Menaikan output produksi

Tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar dengan ongkos

yang sama atau lebih sedikit, waktu kerja (man-hours) operator yang lebih kecil, dan mengurangi

jam kerja mesin (machine hours).

Mengurangi waktu tunggu (delay)

Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing-masing

departemen atau mesin. Dengan pengaturan yang baik maka dapat mengurangi waktu tunggu

(delay) yang berlebihan

· Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)

Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan

dibandingkan dengan dua elemen dasar produksi lainnya. Dengan mengingat hal itu maka

dalam merencanakan tata letak harus menekankan desainnya pada usaha-usaha

meminimalkan aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung.

Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service

Suatu perencanaan tata letak yang baik akan mencoba mengatasi segala pemborosan

pemakaian ruangan dan berusaha untuk mengoreksinya.

Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja dan atau fasilitas produksi lainnya

Suatu tata letak yang terencana dengan baik akan banyak membantu pendayagunaan

elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan efisien.

Mengurangi inventory in-process

Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah

dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat-cepatnya dan berusaha mengurangi

bertumpuknya bahan setengah jadi. Problem ini terutama bisa dilaksanakan dengan mengurangi

waktu tunggu dan bahan yang menunggu untuk segera diproses.

Proses manufacturing lebih singkat

Dengan memperpendek jarak antara operasi satu ke operasi yang lainnya dan mengurangi

bahan yang menunggu serta penyimpanan yang tidak diperlukan, maka waktu yang diperlukan

dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam pabrik akan bisa

diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dipersingkat.

Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja operator

Suasana yang aman dan nyaman bagi para pekerja dalam pekerjaannya. Hal-hal yang bisa

dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari.

Memperbaiki moral dan kepuasan kerja

Penataan tata letak pabrik yang baik, rapi dan tertib akan menciptakan suasana kerja yang

menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja bisa lebih ditingkatkan.

Mempermudah aktivitas supervisi

Dengan tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan mempermudah dalam

mengamati segala aktifitas yang berlangsung di area kerja.

Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran

Tata letak pabrik yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi yang

diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan sederhana.

Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi

Tata letak yang baik akan menjaga bahan baku maupun produk jadi dari getaran-getaran,

debu, panas dan lain-lain sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan.

Tujuan-tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai secara sekaligus, karena tujuan yang satu

dengan yang lainnya dapat berlawanan, misalnya untuk dapat mempercepat atau memperlancar

kegiatan material handling dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan modern, tetapi

penggunaan peralatan ini tentunya akan menambah investasi modal perusahaan. Penggunaan ruang

yang sangat efisien, misalnya penempatan mesin-mesin yang sangat rapat, dapat mengakibatkan

kesulitan dalam pemeliharaan karena ruang gerak yang sangat terbatas. Oleh karena itu, perencanaan

perlu menentukan sasaran mana yang terutama hendak dicapai.

Pertimbangan Dalam Perencanaan Pabrik

Pada dasarnya perencanaan kembali tata letak pabrik menyangkut perencanaan produk baru

atau tata letak baru berdasarkan fasilitas produksi yang sudah ada. Pada umumnya perencanaan

kembali suatu pabrik disebabkan oleh beberapa alasan tertentu antara lain :

1. Adanya perubahan dalam design produk, model dan lain-lain.

2. Adanya perubahan lokasi pabrik suatu daerah pemasaran.

3. Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi yang akhirnya membawa perubahan

kearah modifikasi segala fasilitas produksi yang ada.

4. Adanya keluhan-keluhan dari pekerja terhadap kondisi kerja yang tidak memenuhi persyaratan.

5. Adanya peningkatan jumlah kecelakaan akibat kondisi area kerja yang kurang memenuhi persyaratan

tersebut.

6. Adanya kemacetan-kemacetan dalam pemindahan bahan, gudang yang terlalu sempit dan lain-lain.

Prosedur Perencanaan dan Penyusunan Tata Letak Fasilitas

Untuk menjamin kelengkapan dan ketepatan pekerjaan yang dilakukan dalam menghasilkan

rancangan fasilitas, kebanyakan proses perancangan harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : (James

M. Apple, 1990)

1. Mendapatkan data dasar

2. Menganalisis data dasar

3. Merancang proses produksi

4. Merencanakan pola aliran bahan

5. Mempertimbangkan rencana pemindahan bahan menyeluruh

6. Menghitung kebutuhan peralatan

7. Merencanakan stasiun kerja mandiri

8. Memilih peralatan pemindah barang tertentu

9. Mengkoordinir kelompok operasi yang berkaitan

10. Merancang keterkaitan kegiatan

11. Menentukan kebutuhan gudang

12. Merencanakan kegiatan pelayanan dan kegiatan lainnya

13. Menentukan kebutuhan gudang

14. Mengalokasikan kegiatan ke seluruh ruang

15. Mempertimbangkan jenis bangunan

16. Membangun tata letak induk

17. Mengevaluasi, menyesuaikan, dan memeriksa tata letak dengan orang yang tepat

18. Memperoleh persetujuan

19. Membangun tata letak

20. Mengikuti pelaksanaan tata letak

Jenis-Jenis Persoalan Tata Letak

Permasalahan tata letak tidak selalu timbul dalam perancangan tata letak bagi pabrik baru,

namun sering terjadi dalam penataletakan ulang dari suatu proses yang telah ada atau perubahan

beberapa bagian dari susunan peralatan tertentu.

Masalah-masalah tata letak pabrik pada umumnya akan timbul bila terjadi berbagai hal seperti :

(James M. Apple, 1990)

1. Perubahan rancangan produk

Seringkali perubahan rancangan produk menuntut perubahan proses atau operasi yang

diperlukan.

Perubahan ini hanya memerlukan penggantian sebagian kecil tata letak yang telah ada, atau

merancang ulang tata letak, tergantung pada perubahan perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Perluasan departemen

Jika karena suatu alasan diperlukan menambah produksi suatu komponen produk tertentu,

mungkin saja diperlukan perubahan pada tata letak.

3. Pengurangan departemen

Jika jumlah produksi berkurang secara drastis dan menetap, perlu dipertimbangkan

pemakaian proses yang berbeda dari proses sebelumnya yang digunakan untuk produksi tinggi.

Perubahan ini menuntut pemasangan jenis peralatan baru.

4. Penambahan produk baru

Jika produk baru ditambah maka kemungkinan produk peralatan yang ada dapat digunakan

dengan menambah beberapa mesin baru disana-sini dalam tata letak yang telah ada dengan

penyusunan minimum, atau mungkin memerlukan penyiapan departemen baru atau seksi baru,

mungkin juga pabrik baru.

5. Memindahkan satu departemen

Memindahkan satu departemen dapat menimbulkan masalah tata letak yang besar karena

bisa menimbulkan perubahan kearah penataletakan ulang pada wilayah yang baru.

6. Peremajaan peralatan yang rusak

Persoalan ini menuntut pemindahan peralatan yang berdekatan untuk mendapatkan tambahan

ruang.

7. Perubahan metode produksi

Setiap perubahan kecil dalam satu tempat kerja seringkali mempunyai pengaruh terhadap

tempat kerja yang berdekatan. Hal ini akan menuntut peninjauan kembali atas wilayah yang terlibat.

8. Penambahan departemen baru

Masalah ini dapat timbul dari harapan untuk mengkonsolidasi-kan

9. Penurunan biaya

10. Perencanaan fasilitas baru

Prinsip Dasar Perencanaan Tata Letak Pabrik

Untuk merencanakan tata letak pabrik yang baik ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan,

prinsip-prinsip tersebut antara lain : (Sritomo, 2000)

Prinsip integrasi secara total

Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada

menjadi suatu yang besar.

Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal

Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara mencoba menempatkan operasi yang berikutnya

sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya.

Prinsip aliran dari suatu proses kerja

Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang seminimal mungkin,

dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (back tracking), gerakan

memotong (cross movement), kemacetan (congestion), dan sedapat mungkin material bergerak

terus tanpa ada interupsi.

Prinsip pemanfaatan ruangan

Pada dasarnya tata letak adalah pengaturan ruang yang akan dipakai manusia, bahan baku,

mesin dan peralatan penunjang proses produksi lainnya.

Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

Melalui penataan suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan, akan memberikan

moral kerja dan keselamatan kerja yang lebih baik serta mengurangi biaya produksi.

Prinsip fleksibilitas

Prinsip ini sangat penting dalam perkembangan disegala bidang, sangat cepat sehingga

dunia industri harus ikut berpacu untuk mengimbanginya.

Tanda-Tanda Tata Letak yang Baik

Tata letak yang baik terwujud dengan memiliki beberapa karakteristik yang jelas yang dapat dilihat

bahkan dari satu pengamatan biasa. Diantara yang paling penting adalah :

1. Keterkaitan kegiatan yang terencana

2. Pola aliran barang terencana

3. Aliran yang lurus

4. Langkah balik (kembali ketempat yang telah dilalui) yang minimum

5. Jalur aliran tambahan

6. Gang yang lurus

7. Pemindahan antar operasi minimum

8. Metode pemindahan yang terencana

9. Jarak pemindahan minimum

10. Pemrosesan digabung dengan pemindahan bahan

11. Pemindahan bergerk dari penerimaan menuju pengiriman

12. Operasi pertama dekat dengan penerimaan

13. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman

14. Penyimpanan pada tempat pemakaian jika mungkin

15. Tata letak yang dapat disesuaikan dengan perubahan

16. Direncanakan untuk perluasan terencana

17. Barang setengah jadi minimum

18. Sesedikit mungkin bahan yang tengah diproses

19. Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum

20. Ruang penyimpanan yang cukup

21. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan

22. Bangunan didirikan di sekeliling tata letak

23. Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja

24. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi

25. Penempatan yang tepat untuk fasilitas pelayanan produksi dan pekerja

26. Alat pemindah terpasang pada tempat yang sesuai

27. Fungsi pelayanan pekerja yang cukup

28. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembaban dan sebagainya yang cukup

29. Waktu pemrosesan bagi waktu produksi total maksimum

30. Sesedikit mungkin pemindahan barang

31. Pemindahan ulang minimum

32. Pemisah tidak mengganggu aliran barang

33. Pemindahan oleh buruh langsung sesedikit mungkin

34. Pemindahan barang sisa sekecil mungkin

35. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman

Macam-Macam Tipe Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik produksi dapat disusun berdasarkan beberapa alternatif sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi yang dihadapi. Tata letak fasilitas produksi tersebut dapat dibedakan sebagai

berikut : (Sritomo, 2000)

Tata Letak Fasilitas Sesuai Dengan Aliran Produk (Product Lay Out)

Tata letak jenis ini dikonsentrasikan pada saat memproduksi suatu macam produk standar. Tata

letak yang berdasarkan aliran produk akan menghatur mesin dan fasilitas lainnya menurut prinsip

“machine after machine”, tidak peduli macam mesin yang digunakan.

Dengan memakai tata letak tipe ini segala fasilitas untuk proses manufaktur atau juga perakitan

akan diletakkan berdasarkan garis aliran (Flow Line) dari proses produksi tersebut.

Tata letak berdasarkan aliran produk ini merupakan tipe layout yang paling popular untuk pabrik

yang bekerja/berproduksi secara massal (mass production).

Contoh tata letak jenis ini dapat dilihat pada gambar berikut :

📷

Gambar  Tata letak berdasarkan aliran produk

Sumber : Richard L. Francis, 1992

Tata Letak Berdasarkan Aliran Proses (Process Lay Out)

Tata letak berdasarkan aliran proses seringkali disebut pula dengan fuctional layout, yaitu metode

pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe/macam yang sama

dalam sebuah departemen. Semua fasilitas atau mesin yang memiliki ciri-ciri operasi atau fungsi kerja

yang sama diletakkan dalam sebuah departemen. Tata letak jenis ini umumnya diaplikasikan pada

industri yang bekerja dengan jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan terutama sekali untuk jenis

produk yang tidak disetandarkan. Tata letak jenis ini jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan tipe

aliran produk.

Tata letak jenis ini dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

📷

Gambar  Tata letak berdasarkan aliran proses

Sumber : Richard L. Francis, 1992

Tata Letak Dengan Lokasi Tetap

Tata letak panrik yang berdasarkan pada posisi tetap, material atau komponen produk utamanya

akan tetap tinggal pada posisi/lokasi sedangkan fasilitas produksinya seperti peralatan, mesin, manusia, 

serta komponen-komponen lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk

utama tersebut. Pada posisi perakitan maka lay out tipe ini sering dijumpai karena disini tools dan

peralatan kerja lainnya akan cukup mudah dipindahkan. Tipe lay out jenis posisi tetap ini tidaklah

begitu penting bila dibandingkan dengan tipe-tipe layout lainnya.

Tata letak jenis ini dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

📷

Gambar  Tata letak berdasarkan lokasi material tetap

Sumber : Richard L. Francis, 1992

Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk (Group Technologi Lay Out)

Tata letak jenis ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat.

Produk-produk yang tidak identik dikelompok-kelompok berdasarkan langkah-langkah bentuk, mesin

atau peralatan yang dipakai, pemrosesan dan sebagainya. Disini pengelompokan tidak didasarkan pada

kesamaan jenis produk akhir. Pada tipe ini, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan 

dikelompokan dan ditempatkan dalam sebuah “manufacturing cell”.

Tata letak jenis ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

📷

Gambar Group technologi lay out

Sumber : Richard L. Francis, 1992

Dengan adanya pengaturan pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka

akan diperoleh pendayagunaan mesin yang maksimal. Lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan

jarak perpindahan material diharapkan lebih pendek bila dibandingkan tata letak berdasarkan fungsi

atau macam proses. Berdasarkan pengaturan tata letak fasilitas produksi selama ini, maka suasana

kerja kelompok akan bisa dibuat sehingga keuntungan-keuntungan dari aplikasi job enlargement juga

akan diperoleh. Pada dasarnya pengaturan tata letak tipe kelompok produk merupakan kombinasi 

dari product layout dan process layout. Umumnya cenderung menggunakan mesin-mesin general

purpose.

Perencanaan Yang Sistematis Untuk Tata Letak

Pada perencanaan tata letak pabrik diperlukan suatu data-data yang sistematis untuk jalannya

suatu perancangan, adapun hal-hal yang sistematis tersebut meliputi :

Kebutuhan Ruang

Dalam menentukan kebutuhan ruang untuk perencanaan tata letak fasilitas merupakan hal yang

sangat kompleks. Hal tersebut menyebabkan banyaknya ketidakpastian didalam perencanaan fasilitas 

yang meliputi : kemajuan teknologi, perubahan dalam komposisi produk, perubahan tingkat

permintaan dan rancangan organisasi dimasa mendatang.

Permasalahan yang sangat kompleks tersebut dalam menentukan kebutuhan ruang, dengan

adanya hal tersebut Tomkins (1984) menyarankan adanya pendekatan yang sistematik yang dibangun

dari bawah keatas. Dalam lingkungan manufaktur dan perkantoran kebutuhan ruang ditentukan

pertama-tama dari stasiun kerja individual, lalu kebutuhan ruang untuk departemen berdasarkan

kumpulan stasiun didalam departemen tersebut.

Spesifikasi Departemen

Dalam menentukan kebutuhan luas lantai untuk suatu departemen perlu adanya tambahan

kelonggaran untuk gang. Kelonggaran pada gang tersebut ditentukan berdasarkan ukuran relatif dari

beban yang ditangani.

Spesifikasi Stasiun Kerja

Stasiun kerja merupakan tempat dimana mesin dan peralatan ditempatkan. Adapun pada stasiun

kerja tersebut meliputi untuk peralatan, material dan tenaga kerja. Untuk ruang peralatan pada 

stasiun kerja terdiri dari ruang sebagai berikut :

1. Peralatan

2. Pergerakan mesin

3. Perawatan mesin

4. Pelayanan dipabrik

Pertimbangan-pertimbangan yang harus diberikan pada kebutuhan ruang peralatan yang harus

tersedia dalam data mesin meliputi beberapa hal :

1. Tipe mesin dan produksinya

2. Nomor seri dan model mesin

3. Lokasi yang aman bagi mesin

4. Kebutuhan bongkar muat

5. Tinggi statistik pada titik maksimum

6. Pergerakan partikal maksimum

7. Lebar statistik pada titik maksimum

8. Pergerakan maksimum kekiri

9. Pergerakan maksimum kekanan

10. Statistik kedalam pada titik maksimum

11. Pergerakan maksimum ke arah operator

12. Pergerakan maksimum yang menjauhi operator

13. Area dan kebutuhan perawatan

14. Area dan kebuthan pelayanan pabrik

Kebutuhan luas lantai untuk setiap mesin, termasuk pergerakan mesin, dapat ditentukan dengan

mengalikan lebar total (lebar statistik ditambah pergerakan maksimum mesin kekiri dan kekanan), 

dengan panjang total (panjang statistik ditambah pergerakan maksimum mesin). Tambahkan

kebutuhan pelayanan pabrik dan perawatan untuk setiap kebutuhan lantai bagi setiap mesin. Adapun 

jumlah total dari luas lantai tersebut mewakili kebutuhan luas lantai bagi mesin.

Area bagi tenaga kerja didalam stasiun kerja meliputi ruang untuk :

1. Operator

2. Penanganan material

3. Pergerakan operator

Area bagi material untuk stasiun kerja pada ruang untuk :

1. Penerimaan dan penyimpanan material

2. Material in-proses

3. Penyimpanan dan pengiriman material

4. Penyimpanan dan pengiriman sisa material dan scraf

5. Peralatan, dies, fixtures, jig dan material untuk perawatan

Dalam spesifikasi kebutuhan luas lantai bagi operator dan penanganan material dapat diperoleh

secara langsung dari metoda kerja yang ditetapkan dengan menggunakan study gerakan terhadap

pekerjaan yang dilakukan dan studi ergonomi untuk operator.

Adapun gambaran faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Stasiun kerja dirancang untuk meminimasi operator dalam menjangkau atau meletakan materiah

tanpa harus berjalan jauh.

2. Stasiun kerja harus dirancang untuk utilitas yang efektif dan efisien bagi operator.

3. Stasiun kerja dirancang untuk meminimasi ada waktu untuk menangani meterial secara manual.

4. Stasiun kerja dirancang untuk memberikan kenyamanan, keamanan yang maksimum untuk

produktivitas operator.

 
 
 

Comentarios


Subscribe Form

 083824732866

©2019 by home lighting service business. Proudly created with Wix.com

bottom of page